Pengalaman di FLS2N Jawa Timur 2014


 Hai kawan-kawan. Kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman saya di lomba FLS2N (Festival & Lomba Seni Siswa Nasional) tingkat Jawa Timur tahun 2014. Ada senang, ada sedih, ada horor, ada haru, semua campur aduk di sini. Pertama-tama saya ucapkan terima kasih untuk Allah, orang tua saya, guru pembina saya, dan teman-teman saya yang sudah membantu dalam doa. Bagaimana ceritanya? Baik, saya mulai.

24 April 2014
   Hari itu hari Kamis. Sebelumnya saya telah mendapatkan kepercayaan dari pembina saya, Bu Istiqomah, untuk mengikuti seleksi lomba FLS2N cabang Seni Cipta Puisi tingkat kota, mewakili sekolah saya, SMAN 1 Batu. Saya sudah mempersiapkan untuk berlomba pada hari itu. Pagi hari saya datang seperti biasa ke sekolah tetapi saya tidak membawa buku pelajaran. Saya masuk ke kelas menunggu panggilan untuk keluar. Tapi panggilan itu tidak kunjung datang, malah teman satu kelas saya, Gandhi (mewakili lomba Menyanyi Solo Putra), yang dipanggil. Oh iya, teman satu kelas saya yang lain, Stefanie (mewakili Tari Berpasangan) malah tidak masuk ke kelas, langsung menyiapkan untuk lombanya. Saat itu juga sedang berlangsung ulangan Bahasa Jepang. Saya hanya diam melihat teman-teman saya yang sedang ulangan. Akhirnya saya dipanggil Amel dan Filipus, mereka mewakili cabang Baca Puisi.

     "Kamu kok gak kumpul sih? Sudah ditungguin itu lho," kata Amel.
     "Ya kan nunggu panggilan, hehe," kataku.

   Kita yang akan mewakili sekolah berkumpul di suatu tempat, kita sering menyebutnya paving tengah. Di sana sudah berkumpul Alif (mewakili Desain Poster Putra), Yilmaz (Desain Poster Putri), Iqbal dan temannya (mewakili Film Pendek), Indah (mewakili Menyanyi Solo Putri), bersama dengan bapak Kepala Sekolah, Pak Suprantiyo dan ada juga Pak Heny serta Pak Amanto. Ada juga mas Udin, yang tahun lalu lolos ke tingkat nasional Desain Poster Putra. Ya, seperti biasa, bapak Kepala Sekolah memberikan penyemangat sebelum berlomba. Baik, setelah selesai, kita langsung menuju meobil sekolah untuk diberangkatkan. Lomba itu bertempat di Sekolah Imanuel Batu. Ternyata di sana sudah banyak peserta yang hadir. Dalam seleksi ini dilakukan bersamaan dengan yang SMP. Jadi, yang berlomba pada hari itu adalah dari perwakilan SMP dan SMA se-Kota Batu dari berbagai cabang di FLS2N. Kami didampingi Pak Sulis selama di sana. Menyusul Pak Dedy, guru Seni Budaya, pendamping Desain Poster. Awalnya kami bingung mencari ruangannya karena sekolahnya sangat luas. Akhirnya ketemu dan kita berpisah.
    Cipta Puisi SMA ada di ruang BK. Ternyata yang ikut banyak dari perempuan, laki-lakinya hanya 2 termasuk saya. Waktu mengerjakan 120 menit. Singkat cerita saya sudah selesai mengerjakan. Saya dan teman-teman yang sudah berlomba menunggu teman-teman yang lain sambil menunggu pengumuman. Ketika sudah selesai semua lomba, dewan juri siap menilai. Kami menunggu. Pertama adalah dari Menyanyi Solo Putra dan Menyanyi Solo Putri. Kedua wakil SMAN 1 Batu, Gandhi dan Indah, lolos ke tingkat provinsi. Yang kedua adalah dari Baca Puisi. Sayangnya, masih belum lolos. Ketiga dari Desain Poster Putra dan Desain Poster Putri. Yilmaz lolos, dan hal yang tidak terduga adalah Alif yang tidak lolos. Padahal kami semua yakin Alif akan lolos karena dia sangat pandai di bidang itu. Mungkin memang belum waktunya. Sementara itu saya masih menanti pengumuman Cipta Puisi. Dari lomba Film Pendek masih belum selesai karena waktu pengerjaannya lama. Akhirnya saya dan teman-teman yang sudah diumumkan tadi pulang. Saya masih bertanya-tanya. Kapankah akan diumumkan? Satu hari, dua hari, tiga hari, satu pekan kemudian masih belum juga ada pengumuman Cipta Puisi. Saya akhirnya pasrah jika saya belum bisa lolos, mungkin belum saatnya.
       1 Mei 2014 saya mendapat kabar. Bu Istiqomah menulis di sebuah komentar di Facebook. Dia mengatakan kalau saya lolos. Alhamdulillah. Haha. Sejak itu saya mulai melakukan pembelajaran, persiapan untuk lomba di tingkat provinsi, mewakili Kota Batu. Awalnya lomba di tingkat provinsi akan dilaksanakan pada tanggal 18 Mei, tapi ada kabar baru bahwa lomba akan dilaksanakan tanggal 23 Mei. Hal itu dijelaskan ketika semua perwakilan O2SN (Olahraga) dan FLS2N Kota Batu dikumpulkan di Aula Dinas Pendidikan Kota Batu. Untuk O2SN berangkat tanggal 19 Mei dan FLS2N tanggal 23 Mei. Dijelaskan pula bahwa tempat perlombaan berbeda-beda. Saya dan perwakilan Baca Puisi SMA dan Cipta Puisi SMP ditempatkan di Hotel Tan---g Surabaya. Lumayan, ada waktu untuk belajar lagi.

23 Mei 2014
     Pagi, pukul 07.00, saya mulai bersiap-siap untuk berangkat ke Surabaya, tapi berkumpul dulu di Dinas Pendidikan. Dijadwalkan pada pukul 08.00 harus sudah ada di sana. Ketika saya sampai di sana sudah banyak yang berkumpul. Saya menuju ke teman-teman saya yang dari SMAN 1, mereka berkumpul di dekat aula. Lalu semua perwakilan FLS2N Kota Batu dikumpulkan di Aula Dinas Pendidikan. Kami diberi semangat dan penjelasan-penjelasan lain.  Setelah itu kami ada tanda tangan dan pembagian kaos. Ya, biasalah, kaos dari kota agar terlihat sama semua yang dari Batu. Bagus juga kaosnya. Eh, bukan kaos sih. Ada hemnya. Kemeja mungkin ya namanya. Hehe. Kami berangkat dengan memakai kemeja itu. Setelah semua siap, kami menuju bis yang dipakai untuk pemberangkatan. Bisnya besar, nyaman sekali, seperti bis malam patas, sejenis itu.
    Saya sangat menikmati perjalanan menuju Surabaya.  Baru saja saya berangkat, saya dikabari bapak saya kalau kiriman buku Antologi Puisi Menolak Korupsi 3 telah sampai di rumah. Puisi saya dan puisi mas Udin dimuat di sana. Hehe. Perjalanan ini sekaligus bisa refreshing dan "cuci mata". Haha. Saya duduk dengan perwakilan Desain Poster Putra dari SMAN 2 Batu. Namanya Romi, tapi panggilannya Yommy, tidak tahu dari mana asalnya. Saya sudah kenal dia, dia beberapa kali satu panggung bermain band, tapi beda band. Ya, seperti biasa, kalau masih pertama kenal masih malu-malu, tapi dia sepertinya orang yang cepat akrab. Sepanjang perjalanan kita disuguhi lalu lintas jalanan yang ramai, tol-tol yang jalannya mulus, beruntung tidak macet. Memasuki sekitar Surabaya (atau Sidoarjo? -kurang paham) mulai banyak gedung-gedung tinggi, pusat perbelanjaan juga. Kita semua diturunkan di Hotel Utami. Kita menunggu mobil jemputan yang akan mengantarkan kami ke hotel kami masing-masing. Menunggu dan terus menunggu. Saya dan Yommy jalan-jalan ke lantai dua Hotel Utami sambil menunggu. Lalu kami keluar untuk membeli minuman. Ternyata di luar ada Yilmaz, Via (perwakilan Tari Berpasangan), dan Gandhi. Kita berlima mencari udara segar. Haha. Tidak lama kami kembali ke Hotel Utami. Saya tiba-tiba dipanggil Bu Is. Kata beliau ada temannya yang akan menjemput kita karena menunggu mobil jemputan sangat lama. Akhirnya Bu Is, saya, Rizka (Baca Puisi SMA), Kezia (Cipta Puisi SMP), Yilmaz, dan Yommy naik ke mobil teman Bu Is yang datang, bersama dengan pendamping masing-masing. Ternyata Surabaya sekarang cukup bersih ya. Lumayan lah, daripada beberapa tahun lalu. Saya dan anak puisi lain turun di Hotel Tan---g. Dari depan kelihatan kecil. Sementara anak poster diantar ke hotel mereka. Ketika masuk langsung pembagian sertifikat. Namun sepertinya ada masalah di pembina kami. Entahlah.
     Saya mendapat kamar nomor 310, lantai 3. Saya satu kamar dengan perwakilan Baca Puisi dari Kabupaten Blitar (namanya Andri) dan pembina dari Kabupaten Sidoarjo. Sebenarnya ada satu lagi yaitu pembina dari Jember, tapi dia pindah ke Hotel Utami karena ada sesuatu. Pembina dari Kabupaten Sidoarjo orangnya baik sekali. Beliau tahu saya sedang sakit. Beliau punya obat di mobilnya lalu dia mengambilkannya saat setelah makan malam. Kalau si anak Blitar ini masih malu-malu, ya biasalah, baru kenal. Bu Is ternyata menginap di Hotel Santika. Yah... Teman satu-satunya di sana ya Rizka ini. Waktu pertama melihat, dia ini sepertinya judes, tapi ternyata tidak. Haha. Dia dari SMAN 2 Batu. Setelah makan malam, kita ada Technical Meeting. Setelah itu, saya berjalan-jalan dulu dengan Rizka melihat-lihat daerah sekitar hotel. Sambil ngobrol-ngobrol. Mencari pertokoan kok tidak kunjung ketemu ya? Hanya gedung-gedung saja. Akhirnya kita kembali ke hotel. Lomba akan dilaksanakan tanggal 24 pukul 08.00 untuk Cipta Puisi dan pukul 13.00 untuk Baca Puisi. Saya lihat langit Surabaya warnanya merah. Saya tak tahu kenapa. Akhirnya iseng-iseng saja saya menulis puisi.

LANGIT SURABAYA

Malam ini aku bertanya di atas hotel yang gerah
Mengapa langit Surabaya warnanya merah?
Mungkinkah Tuhan sedang marah?

Apa salah Surabaya ya Tuhan?
Apakah karena pangkat jadi rebutan?
Apakah karena jumlah gedung lebih banyak dari hutan?
Apakah karena memang kami yang salah Engkau kami lupakan?

Ya Tuhan, turunkanlah setetes air hujan untuk Surabaya
agar kami merasa nyaman ketika berangkat kerja
yang sedang berkelana agar tak segera pulang ke desa
Turunkanlah sepercik gerimis pada langit Surabaya
agar kami tak menangis kala terik meraja
Surabaya Surabaya
semoga saja bukan pertanda bencana

      Entah memang kebetulan atau apa, tepat setelah saya menulis puisi itu langsung gerimis. Iya, sungguh.

24 Mei 2014
     Hari kedua di sana. Hari perlombaan. Pagi-pagi saya mencoba latihan. Setelah makan pagi saya kembali ke kamar. Pukul 08.00, perlombaan dimulai. Saya duduk di depan juri, tepat di depan bapak Shoim (kalau tidak salah). Ada dua juri lagi selain beliau yaitu bapak Aming Aminudhin dan bapak Griyadi. Waktunya 120 menit. Tema yang dilombakan adalah "Kejujuran di Sekitar Kita". Saya berpikir, berpikir, dan berpikir. Berusaha membuat yang terbaik. Ternyata latihan-latihan yang saya lakukan sangat membantu. Saya mencoba menyinggung masalah kecurangan UN, korupsi, dan suap. Judulnya "Ironi Kebangsaan". Saya selesai membuat kira-kira sekitar satu jam empat puluh lima menit. Setelah selesai saya kembali ke kamar. Di kamar saya ternyata ada Rizka dan Bu Is yang sedang latihan, ternyata ada Andri juga. Si Andri keluar. Kemudian si Rizka latihan lagi. Menurut saya lumayan lah latihannya. Pukul 13.00 saya ke ruang Baca Puisi untuk melihat. Bagus-bagus, banyak yang bagus menurut saya. Dan setelah penampilan Rizka, saya, Bu Is, dan Rizka kembali ke kamar masing-masing. Setelah itu saya hanya main-main laptop di kamar. Saya bingung mau apa.
      Malam itu hujan deras. Walaupun begitu Surabaya masih terasa panas. Kalau keluar kamar pasti langsung berkeringat. Saya coba tidur saja. Sulit tidur karena saya pilek. Saya lupa belum sholat Isya'. Saya pergi ke mushola hotel di lantai 4. Saya sholat sendirian, mushola sedang sepi. Sewaktu rakaat pertama, saya mendengar suara wanita tertawa di belakang saya. Ya, ini benar terjadi. Suara wanita cekikikan. Tapi saya tahu bahwa di belakang saya tidak ada apa-apa karena saya dekat dengan pintu dan tidak ada orang yang masuk kecuali saya. Agak merinding sih, tapi saya biarkan saja. Lama-lama suara itu hilang. Ah, sudahlah. Haha.

25 Mei 2014
     Hari ketiga, hari pengumuman. Tapi pengumumannya masih lama, pukul 10.00. Oh iya, karena ini hari terakhir maka saya mengemasi barang-barang saya agar nanti kalau sudah waktunya pulang sudah tidak repot lagi. Ketika saya mau mengemas sandal saya, di bawahnya ada jarum pentul warna merah yang menempel di sandal saya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jarum itu saya bacai doa lalu saya buang.
     Setelah sarapan, saya jalan-jalan dengan Rizka. Kami jalan-jalan ke arah yang tidak kami tahu. Kami melewati Tugu Bambu Runcing, Gedung DPRD Surabaya, dan berakhir di Gedung Walikota Surabaya. Di depan gedung itu tamannya sangat rapi. Benar-benar dipenuhi orang-orang bersepeda. Bukan Car Free Day, tapi banyak sekali yang bersepeda di jalan sekitar sana, penuh. Saya benar-benar kagum dengan Kota Surabaya yang sekarang. Kota Surabaya sangat bersih dan rapi.
    Kami mulai lelah. Mencari tempat duduk di sekitar gedung Walikota. Memang ada sih, tapi hanya cukup untuk satu orang. Saya sebut itu bangku jomblo. Hehe. Lalu kami balik arah, ke arah hotel kami. Kami pun menemukan tempat duduk. Sebenarnya buka tempat duduk, itu adalah sejenis pembatas taman kecil di depan sebuah hotel yang besar, dekat jembatan. Lumayan lah, duduk di bawah pohon, agak sejuk. Sepanjang itu kami bercerita banyak, membicarakan perbandingan Kota Batu dan Kota Surabaya, membicarakan sekolah, ya banyak deh. Setelah itu kami mencari toko minuman. Tidak ketemu. Berjalan terus dan terus. Sampai kami menemui pedagang asongan yang ada di seberang jalan. Kami lewat jembatan penyebrangan di dekat RRI. Akhirnya bisa dapat minuman juga di pedagang itu. Kami lewat di depan gedung Wisma BII yang tinggi sekali. Wah, kok bisa bikin gedung setinggi ini ya? Kok bagian bawahnya kuat ya menahan gedung ini? Wah, gedungnya seperti berjalan padahal langitnya yang bergerak. Haha. Seperti itulah  kami yang memang anak desa tidak terbiasa melihat gedung setinggi itu. Hehe. Wah, tidak terasa, kami berjalan-jalan satu jam lebih. Kami kembali ke hotel. Berkeringat, panas.
   Tepat pukul 10.00 pengumuman pun dimulai. Pertama-tama para dewan juri sedikit memberikan sambutan. Ternyata kalau menyimak dari mereka berbicara tentang puisi, mereka lebih suka puisi yang pendek. Sebenarnya kalau menurut saya sendiri puisi tidak harus seperti itu juga. Singkat cerita langsung ke pengumuman. Ternyata... saya belum beruntung. Saya tidak menang. Rizka juga tidak menang. Yang Cipta Puisi pemenangnya dari Kabupaten Blitar, temannya teman sekamar saya yang bernama Andri tadi. Yang Baca Puisi SMA dari Kabupaten Sidoarjo. Yang Cipta Puisi SMP saya lupa. Setelah pengumuman itu saya memang sedih. Kami ke kamar kami masing-masing, Rizka dengan Bu Is. Saya dikamar menangis. Hehe. Ya... wajar lah. Menangis bukan karena kalahnya, tapi saya merasa belum bisa membuat orang tua saya bangga. Ya, hanya karena itu. Lalu saya ditelpon kedua orang tua saya. Mereka memberikan semangat kepada saya. Mereka orang tua terbaik di dunia. Mereka sangat menghargai usaha saya. Kata mereka kalah adalah hal biasa, masih banyak kesempatan lainnya. Kata ibu saya, saya tidak boleh sedih karena ada rencana Tuhan yang lain.Ya, pokoknya mereka menyemangati saya. Tapi ya bagaimana, sedih itu masih ada. Saya mencoba untuk tenang, tiduran sebentar. Saya sudah berusaha keras dan berdoa. Selama hampir satu bulan hanya fokus untuk lomba ini, tapi hasil berkata lain.Saya mencoba berpikir positif dan mengambil amanah dari ini. Satu jam kemudian saya baru bisa benar-benar tenang. Mulai tersenyum, mulai terbuka pikiran saya. Haha.
     Saya di-SMS mas Udin kalau si Yilmaz dapat Juara 3. Wah, keren. Saya turun ke kamarnya Rizka. Di sana ada dia dan Bu Is. Saya menunggu di depannya sambil duduk. Sekitar setengah jam kemudian Bu Is menyuruh saya ke depan hotel, kata beliau ada Pak Dedy yang sudah menjemput untuk pulang ke Batu. Ternyata benar, Pak Dedy sudah di depan dengan mobil travel untu ke Batu. Saya kembali ke kamar mereka. Mereka bersiap-siap dan kami langsung ke depan. Ternyata di mobil itu sudah ada anak Seni Kriya, Yilmaz, dan Yommy, dan tentunya Pak Sopir dan Pak Dedy.Oh iya, di tempat duduk bagian depan ada Pak Sopir, Bu Is, dan Pak Dedy. Di bagian kedua ada Yilmaz, anak Seni Kriya dan pembinanya. Di barisan ketiga ada Yommy, Rizka, dan Saya. Di bagian keempat ada pembina Cipta Puisi SMP dan Kezia. Kami memilih langsung pulang ke Batu. Sepanjang perjalanan kami bercanda. Saya menceritakan keadaan di kamar saya. Saya mandi pakai shower kecil yang buat nyirami WC. Serius! Soalnya shower yang besar itu tidak berfungsi. Mereka tertawa. Pokoknya saya dan Rizka cerita tentang hotel yang kurang menyenangkan itu. Hehe. Yilmaz dan Yommy tertawa puas karena mereka ditempatkan di hotel yang enak sekali. Apalagi Yilmaz yang baru menang Juara 3. Wajahnya tampak berseri-seri, sering senyum sendiri. Haha. Wajar sih, kan dia menang. Hehe. Sesekali mengesalkan juga dia. Huh! Tapi ya sudahlah. Akhirnya saya bisa melupakan kekalahan saya. Saya menikmati perjalanan pulang. Makan jajan, tertawa bersama. Sampai di Pandaan kami mulai lelah. Satu per satu dari kami tidur. Saya hanya tidur sebentar di mobil. Tidak terasa sampai di Batu. Satu per satu turun. Saya diturunkan di pertigaan Pesanggrahan, Batu, di depan gereja. Saya mau pulang ke Ngantang saja. Saya menunggu bis di situ.
     Ini adalah pengalaman yang tidak saya lupakan. Mungkin cerita di atas kurang detail. Banyak sekali cerita sehingga saya hanya mengambil beberapa bagian saja. Hehe. Oh iya, ini adalah puisi yang saya buat saat lomba. Saya menulis di kertas yang untuk coret-coretan atau rancangan puisi, jadi saya punya tulisan yang sama dengan yang saya kumpulkan.

IRONI KEBANGSAAN
 
Menengok tahun 45
Saat Bung Karno menyerukan kata "Merdeka!"
Radio-radio menyiarkan berita kemenangan
Indonesia Raya gagah dikumandangkan
Semangat dan cita-cita bangsa memuncak
Mengalir merah putih dalam nadi dan jiwa

Lihatlah ratusan, ribuan, bahkan jutaan jasad terbaring tanpa nisan bertuliskan pahlawan
Mereka yang ditembak dadanya, mereka yang dipenggal kepalanya
mereka yang harus mati digantung sia-sia
yang diculik lalu hilang entah ke mana
yang disiksa dan diperkosa
Semua demi tegaknya Indonesia jaya

Tapi lihatlah kini
Jutaan pelajar hanya bermalas-malasan, lupa masa depan
mencontek pekerjaan teman, membeli kunci jawaban ujian
sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan
Korupsi merajalela, pesta harta terlarang digelar di desa dan di kota
mengambil uang negara, membunuh rakyat yang hidupnya sudah sengsara
suap sana suap sini demi jabatan duniawi

Langit negeri ini semakin gelap
Mereka yang suci berjalan meraba-raba, mencari kejujuran yang tersisa
bertanya-tanya, "Mengapa kami harus dibohongi di tanah air sendiri?"
Bagaimana bisa sejahtera jika jujur saja tak bisa

Di manakah bangsa yang luhur budayanya?
Hilang, jadi sejarah di buku-buku sekolah
Tak malukah pada para pahlawan yang melawan penjajah penuh dusta?
mempertahankan kehormatan negara
Mengapa sekarang kita yang mengkhianati negara?

Kita harus berubah!
Kobarkan lagi bara perjuangan!
Kuatkan iman, muliakan akhlak
Genggam ilmu, kuasai teknologi
Tolak pembodohan, tingatkan kejujuran
Untuk Indonesia gemilang di masa depan 

     Mungkin cukup sekian cerita yang saya ceritakan. Pengalaman yang tidak akan terlupakan. Saya menyadari bahwa ini memang lomba seni, seni tidak lepas dari subjektivitas, dan juri adalah raja yang berhak menentukan, dan setiap orang punya pandangan berbeda tentang suatu karya. Saya tidak tahu bagaimana puisi-puisi mereka yang juara, pastinya lebih baik dari puisi saya. Selamat! Semoga bisa membawa Jawa Timur menjadi juara nasional. Aamiin. Ya, yang terpenting memang pengalaman, saya dapat teman-teman baru, cerita baru. Pacar baru? Tidak. Haha. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa. :) 

Komentar

  1. hai salam kenal saya dimas, dari sidoarjo cabang seni film pendek. saya juga ikut FLS2N jatim. dan kalau saya boleh menilai, puisimu... not bad kok :)) bagus malah. saya merinding baca yang surabaya. keren !!!!!! bener banget kata kamu, kalo seni itu gak lepas dari subjektivitas. tapi jangan anggap itu beban, FLS2N cuma jembatan untuk meniti karir yang lebih gemilang kedepannya. Salam sukses ! semangART !!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas Dimas. Salam kenal. :D Ya, sempat sedih juga waktu tahu saya tidak lolos, tapi akhirnya saya belajar dari kegagalan itu bahwa saya mungkin punya jalan lain yang lebih besar dari FLS2N. Salam sukses! Hidup seni dan seniman! :D

      Hapus
  2. jangan panggil mas, dimas aja ._.v sedih itu wajar sih, cuma yang lebih penting jangan sampe kesedihan itu menutupi rasa syukur kita sebelum-sebelumnya. Inget loooh, kita dulu jadi juara 1 dii kabupaten masing-masing. kita tetep juara. oke ? semangART !!

    BalasHapus
  3. hai, nama saya akrimah az-zahrah. ikut cipta puisi juga di semarang. saya dari sul-sel. tulisannya bagus..
    salam kenal

    BalasHapus
  4. Hai hai. Salam kenal juga. Wah, kamu lolos ke Semarang ya? Pemenang pertama dari daerah mana?

    BalasHapus
  5. Hallo. Kenalin aku Dilla, peserta cipta puisi dari Kab.Blitar (temannya Andri yg kamu tulis di atas). Salam kenal yaa. Ga kerasa udh lama bgt. Nyesel baru nemu blog kamu sekarang, gara-gara iseng nyari foto-foto FLS2N di google, hehe. To be honest puisi kamu baguss kok. Good job !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haloooo. Wah seneng banget bisa ketemu di blog ini. Udah 7 tahun ternyata. Hehe. Salam kenal yaa

      Hapus
    2. Wah dibales hahaa. Berawal dari iseng malah jadi bisa ketemu setelah lamaaaa bgt yaa ! Salam kenal juga Harrits !

      Hapus

Posting Komentar