Buku-Buku: 2017
Ada berbagai hal yang dapat menjadi
sumber kebodohan. Namun, saya sungguh yakin bahwa tidak membaca adalah sumber
dari segala kebodohan. Saya pernah menjelaskan dalam Klik Tulisan Ini bahwa pengertian
membaca sebenarnya tidak terbatas dalam pengertian membaca buku atau yang
sejenisnya. Membaca, secara singkat, bisa diartikan sebagai kemauan dan
kemampuan memahami makna di sekitar. Akan tetapi, buku adalah bentuk yang
paling konkret dari pengetahuan. Di bukulah suatu kasus atau topik dibahas
secara mendetail. Tidak jarang pula ada informasi-informasi kecil yang terselip
di dalamnya. Oleh karena itu, dalam rangka menurunkan tingkat kebodohan otak
saya, saya mempunyai rencana pada tahun 2017 ini, yaitu membaca minimal empat
buku di setiap bulan. Saya tahu bahwa jumlah buku yang dibaca tidak menjamin
kepandaian seseorang. Namun, jika satu buku yang dibaca memberikan minimal satu
pengetahuan, saya berharap setidaknya ada empat puluh delapan pengetahuan baru
yang saya dapat selama satu tahun ini.
Buku
seperti apakah yang saya baca? Buku dapat dibagi
menjadi beberapa jenis. Karena buku berarti lembar kertas yang berjilid (KBBI, 2016), setiap wujud yang semacam
itu saya artikan sebagai buku, seperti novel, kumpulan puisi, kumpulan jurnal,
dan buku nonfiksi.
Halangan dalam rencana ini pun ada.
Tugas-tugas kuliah sering mengacaukan rencana ini, tetapi juga sering membantu.
Saya rasa hal yang paling mengacaukan rencana ini adalah kemalasan saya. Kemalasan
inilah yang sedang saya lawan. Akan tetapi, selalu saja ada godaan sehingga
saya tidak dapat memenuhi target saya. Meskipun begitu, saya senang karena buku
yang saya baca tahun ini jauh lebih banyak daripada tahun lalu. Setelah
melakukan rencana ini, saya berharap bahwa diri saya tidak hanya lebih
berpengetahuan, tetapi juga lebih berbijaksana. Saya akan terus belajar
memperbaiki diri, walaupun pada akhirnya memang tidak akan pernah ada orang
yang benar-benar baik.
Selain membaca, saya juga mencatat judul-judul
buku yang saya baca. Berikut ini adalah buku-buku yang saya baca habis pada tahun 2017 berdasarkan bulan. Nomor-baca saya lanjutkan dari 1 (satu) sampai
yang terakhir.
A. Januari
Saya tidak menyelesaikan satu buku pun
pada bulan ini karena waktu saya lebih banyak saya pakai untuk menikmati masa
liburan dalam bentuk lain.
B. Februari
1. Tapak
Harimau Paderi. Ridjaluddin Shar. Themis Publishing, 2016.
Novel sejarah ini sangat detail
menceritakan sejarah perang paderi. Kedatangan tiga haji dari tanah suci itu
membawa dampak bagi kegiatan kolonial di tanah yang sekarang sebagian besar
masuk ke dalam Sumatera Barat. Novel ini saya baca sejak akhir Desember dan
baru selesai pada Februari. Sampai saat ini, inilah novel sejarah paling detail
yang pernah saya baca.
Nilai: 9.5/10
2. Pendidikan
untuk Transformasi Bangsa: Arah Pendidikan untuk Perubahan Mental Bangsa.
Tim PGRI. Penerbit Buku Kompas, 2014.
Saya membeli buku ini dan beberapa
lainnya di Surabaya ketika sedang ada diskon buku Gramedia. Ketertarikan saya
terhadap dunia pendidikan membuat saya merasa harus mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya mengenai pendidikan. Dalam buku ini, para guru menyampaikan
ide dan permasalahan mereka dalam dunia pendidikan di Indonesia. Saya
mendapatkan ide-ide bagus tentang pendidikan dari ini.
Nilai: 8.2/10
3. Mr.
Sartono: Pejuang Demokrasi & Bapak Parlemen Indonesia. Daradjadi.
Penerbit Buku Kompas, 2014.
Saya baru tahu bahwa ada orang penting
di Indonesia yang bernama Sartono setelah membaca buku ini. Jika saya tidak
salah ingat, Sartono adalah orang yang berjasa membantu Sukarno saat disidang
di Bandung. Kisah hidupnya yang paling menarik adalah masa ketika ia menjadi
pengacara dan berpindah rumah. Ironi, buku bagus semacam ini masuk ke gudang
diskon Gramedia.
Nilai: 8.5/10
4. Batas: Antara Keinginan dan
Kenyataan. Akhmal Nasery Basral. Penerbit Qanita, 2011.
Ibu Edwina adalah orang yang menyuruh
saya dan teman-teman kelas A mata kuliah Pengkajian Prosa Indonesia untuk
membaca novel ini. Saya cari di TM Book Store Depok Town Square, Gramedia
Depok, pedagang buku Barel dan Pocin, tetapi tidak saya temukan. Saya mendapatkan
novel ini di Blok M. Itu pun bukan buku asli. Namun, apa daya.
Novel ini memuat kisah seorang wanita
yang dikirim oleh perusahaannya untuk misi CSR di suatu daerah perbatasan di
Kalimantan. Ia belajar hidup dan menemukan hidup di sana. Pendidikan adalah
fokus utamanya. Kisah cinta antara Jaleswari, tokoh wanita, dan seorang tokoh laki-laki
hanya sebagai pemanis cerita.
Nilai: 8/10
5. Memahami
Cerita Rekaan. Panuti Sudjiman. Pustaka Jaya, 1988.
Jika Anda tertarik mengetahui sedikit
lebih dalam mengenai unsur-unsur intrinsik dalam prosa, buku ini adalah buku
yang cocok. Buku ini adalah salah satu buku yang diwajibkan untuk dibaca dalam
mata kuliah Pengkajian Prosa Indonesia. Sebenarnya, Ibu Edwina hanya menyuruh
membaca bagian-bagian tertentu, tetapi saya tidak puas. Saya sebisa mungkin
tidak setengah-setengah dalam membaca.
Nilai: 8/10
6. Peranakan
Tionghoa di Nusantara: Catatan Perjalanan dari Barat ke Timur. Iwan
Santosa. Penerbit Buku Kompas, 2012.
Buku yang isinya ditulis dalam format
berita ini patut dibaca oleh Anda yang masih meributkan masalah etnik Tionghoa
di Indonesia, tentu juga untuk Anda yang tertarik dengan peran orang Tionghoa
di Indonesia. Secara fakta, peran mereka banyak, seperti dalam bidang
kesusastraan. Sudah saatnya diskriminasi etnik tidak dibesar-besarkan.
Nilai: 8.5/10
7. Sejarah
Kecil “Petite Histoire” Indonesia Jilid 4. Rosihan Anwar. Penerbit Buku
Kompas, 2010.
Satu cerita yang paling saya ingat dalam
buku ini adalah cerita pertemuan Rosihan Anwar dengan Soe Hok Gie ketika
bertemu di jalan suatu hari. Beberapa hari sebelumnya, Anwar dan Gie terlibat
salah paham. Ketika bertemu di jalan, Gie membuang muka. Meskipun begitu, Anwar
mengakui bahwa pemuda itu adalah salah satu sosok yang paling berani di antara
pemuda lain yang dikenalnya.
Nilai: 8.7/10
8. Atheis.
Achdiat K. Mihardja. Balai Pustaka, 2009.
Ini adalah novel yang membuat saya
bertanya-tanya tentang apa yang akan disajikan Mihardja di setiap bagian
selanjutnya. Sudut pandangnya beragam. Novel ini juga salah satu novel yang
diwajibbacakan di mata kuliah Pengkajian Prosa Indonesia. Terima kasih, Bu
Edwina.
Nilai: 8.8/10
C. Maret
9. Surga
di Telapak Kaki Serigala: Kumpulan Cerpen Terpilih Balairung (KCTB). Ariska
Puspita Anggraini, dkk. BPPM Balairung UGM, 2015.
Setelah menunggu sekian lama, saya
mendapatkan paket yang berisi buku kumpulan cerpen hasil lomba cerpen yang saya
ikuti pada tahun 2015. Saya juga tidak menyangka bahwa cerpen-biasa-saya itu
masuk ke dalam kumpulan cerpen ini. Satu kata: luka. Semua cerpen di dalamnya
membahas luka dengan caranya masing-masing.
Ada satu cerpen yang paling saya suka.
Saya lupa apa judul cerpennya. Cerpen itu mengisahkan seorang perempuan yang
harus menjadi ibu dari cara yang tidak seharusnya. Alurnya cukup menarik.
Nilai: 8/10
10.
Involusi
Pertanian: Proses Perubahan Ekologi di Indonesia. Clifford Geertz.
Terjemahan. Komunitas Bambu, 2016.
Berjalan-jalan ke Bekasi untuk yang
pertama kali sangat tidak lengkap jika tidak membawa oleh-oleh. Saya
menyempatkan datang ke Gramedia di suatu mal. Di sanalah saya bertemu dengan
buku ini.
Sejujurnya terjemahan dalam buku ini
cukup sulit untuk saya pahami bahasanya. Walaupun bukan bidang yang saya
tekuni, pengetahuan mengenai pertanian ini cukup menarik. Masalah pertanian
ternyata tidak sesempit satu petak sawah. Ada kepentingan di baliknya.
Nilai: 8.2/10
11. P.K.
Ojong: Hidup Sederhana, Berpikir Mulia. Helen Ishwara. Penerbit Buku
Kompas, 2014.
Terima kasih kepada Bapak Ojong yang
telah mendedikasikan dirinya di dunia jurnalistik dan penerbitan Indonesia. Sangat
tidak mudah ternyata membangun dan mempertahankan hidup di bidang tersebut. Salah
satu hal yang paling saya ingat adalah soal keteladanan Ojong perihal waktu. Jika
karyawan masuk pukul tujuh, pemimpin harus datang maksimal pukul enam. Saya
agak lupa bagaimana kalimat persisnya, tetapi semacam itulah. Hal itu cukup
menampar saya yang sekarang sedang krisis kedisiplinan.
Nilai: 8.9/10
12. Sejarah
Kecil “Petite Histoire” Indonesia Jilid 5. Rosihan Anwar. Penerbit Buku
Kompas, 2014.
Buku ini saya beli bersama dengan yang
jilid 4 di Surabaya. Dalam buku ini, Anwar membahas tokoh-tokoh besar Indonesia
yang pernah ia kenal. Ia membahas banyak soal Sukarno. Ia menceritakan sosok
Sukarno yang sangat teliti dalam hal perempuan. Seru sekali.
Nilai: 8.5/10
D. April
13. Who
Rules the World? Noam Chomsky. Terjemahan. Penerbit Bentang, 2017.
Ada suatu tempat di lantai dasar
Perpustakaan UI yang menjual buku-buku. Saya penasaran. Di sanalah saya
menemukan buku ini. Melalui buku ini, saya tidak lagi memandang Amerika Serikat
sebagai negara yang serbakuasa. Jika seperti itu, siapa yang berkuasa di dunia
ini?
Nilai: 8.5/10
14. Jurnal
Cogito Vol. 3 No. 1. Fakultas Filsafat UGM, 2016.
Sebenarnya saya membeli jurnal ini
karena sedang rindu dengan fakultas lama. Pembahasan-pembahasan dalam jurnal
ini sangat bagus, terasa khas pembahasan anak filsafat. Terkadang ada kalimat
yang harus saya baca beberapa kali. Maklum, otak saya belum sampai.
Jurnal ini menjadi dorongan untuk saya
agar selalu berproduksi. Sebagai mahasiswa sastra dan bahasa, saya masih merasa
sangat kurang dalam mengamalkannya, terutama dalam hal menulis karena menulis adalah perilaku utama dari sastra. Menulis hal biasa pun jarang, apalagi
menulis yang tidak biasa.
Nilai: 8.7/10
15. Raumanen.
Marianne Katoppo. Metafor Publishing, 2006.
Raumanen. Seteguh wanita itu untuk
berkuat diri, ternyata tetap saja takluk oleh laki-laki. “Izin? Kau toh tak butuh izin dariku,” kata Manen. “Aku toh bukan
pemilikmu. Tak ada seorang manusia di dunia yang mempunyai hak milik atas orang
lain…” Kutipan ini semakin menegaskan bahwa kita sesunggguhnya tidak
memiliki apa-apa.
Nilai: 8.7/10
E. Mei
16. Metafisika.
Lorens Bagus. Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Terima kasih kepada teman saya, Yubi,
yang telah memberikan buku sangat bagus ini. Semua hal dasar filsafat dibahas dalam
buku ini. Bahasanya pun mudah dimengerti.
Nilai: 9.6/10
17. Filsafat
Kebudayaan: Konstruksi Pemikiran Cornelis Anthonie Van Peursen dan Catatan
Reflektifnya. Jannes Alexander Uhi. Pustaka Pelajar, 2016.
Saya mencari buku filsafat yang
sekiranya dapat dijadikan sumber pustaka untuk tugas akhir Pengkajian Prosa
Indonesia. Akhirnya, saya menemukan buku ini di salah satu rak Gramedia
Matraman. Setelah membaca buku ini, ada suatu pertanyaan yang timbul dalam otak
saya: apakah wujud kebudayaan lama wajib dipertahankan jika kebudayaan itu
dinamis?
Nilai: 8.7/10
18. Menunggu
Godot. Samuel Beckett. Terjemahan. Narasi, 2016.
Terima kasih, Beckett. Beckett telah
menyumbangkan salah satu ide paling menarik. Terima kasih juga kepada sebuah video
wawancara Putu Wijaya sehingga saya mengenal Beckett sedikit lebih dekat.
Pekerjaan manusia yang utama memang
hidup dan mati. Namun, ada satu lagi pekerjaan utama manusia yang jarang
dipahami, yaitu menunggu. Menunggu apa? Beckett pun tidak tahu. Siapakah Godot?
Kita semua tidak tahu.
Nilai: 9.5/10
19. Memahami
Ilmu Politik. Ramlan Surbakti. PT Grasindo, 2015.
Saya tidak ingin jadi manusia yang buta
politik karena sebenarnya politik itu sangat dekat dengan kehidupan dan tidak
mungkin dihindari. Seseorang yang mencari teman pun adalah salah satu wujud
kepolitikan manusia. Saya tertarik dengan pembahasan liberalisme dalam buku
ini. Itu seolah-olah saya menemukan diri saya. Karena itu juga, saya mencoba
mencari tahu lebih dalam soal liberalisme di buku Menemukan Kembali Liberalisme (terjemahan) karya Ludwig von Mises
yang sampai sekarang belum saya baca habis.
Nilai: 8.7/10
20. Student
Hidjo. Mas Marco Kartodikromo. Penerbit Narasi, 2010.
Student
Hidjo karya Mas Marco Kartodikromo adalah salah satu novel
tua yang ada di Indonesia. Kalau tidak salah, novel ini pertama kali terbit
pada tahun 1919. Ceritanya adalah seorang laki-laki keturunan bangsawan yang
belajar di luar negeri dan terlibat masalah hati dengan beberapa perempuan,
baik disengaja maupun tidak.
Nilai: 8.5/10
21. Guantanamo
Boy. Anna Perera. Harper Collins Publisher, 2009.
Novel bahasa asing pertama yang saya
baca ini saya dapatkan di sebuah toko buku kecil di gang dekat Malioboro, Yogyakarta.
Buku berwarna dominan oranye, warna favorit saya, ini menawarkan kisah yang
menarik, yaitu seorang anak bernama Khalid yang tidak sengaja masuk ke dalam
salah satu penjara paling menyeramkan, Guantanamo. Ia dituduh menjadi bagian
dari teroris. Liburannya menjadi mimpi buruk.
Nilai: 8.7/10
F. Juni
22. Memahami
Pembunuhan. Eko Hariyanto. Penerbit Buku Kompas, 2014.
Saya menemukan buku ini di acara diskon
buku Gramedia di daerah BSD secara tidak sengaja. Karena judulnya menarik, buku
ini saya ikutkan dalam daftar belanja. Isinya adalah teori-teori, data
lapangan, dan hubungan pembunuhan dengan berbagai faktor, misalnya dengan
psikologi dan biologi.
Nilai: 8.3/10
23. Mengakrabkan
Sastra. Boen S. Oemarjati. UI-Press, 2012.
Saya tidak terlalu suka dengan buku ini.
Nilai: 7/10
24. Sociophrenia:
Perjalanan & Pemikiran Sarlito Wirawan Sarwono. Orchida
Ramadhania.Penerbit Buku Kompas, 2015.
Meskipun agak berbeda dari ekspektasi,
saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sarwono yang telah berbagi
pengalamannya sewaktu ke luar negeri dalam buku ini.
Nilai: 8/10
25. Plato
and a Platypus Walk into a Bar…: Understanding Philosophy through Jokes. Thomas
Cathcart dan Daniel Klein. Penguin Group, 2008.
Terima kasih kepada sahabat saya,
Nafizal, yang telah meminjamkan buku lucu ini. Buku ini berisi macam-macam
canda-gelap soal filsafat.
1650,
Rene Descartes stops thinking for a second and dies (p.
194).
A
man is praying to God. “Lord,” he prays, “I would like to ask you a question.”
The
Lord responds, “No problem. Go ahead.”
“Lord,
is it true that a million years to you is but a second?”
“Yes,
that is true.”
“Well,
then, what is million dollars to you?”
“A
million dollars to me is but a penny.”
“Ah,
then, Lord,” says the man, “may I have a penny?”
“Sure,”
says the Lord. “Just a second.”
(p. 173)
Nilai: 9.2/10
G. Juli
26. Madilog.
Tan Malaka. Penerbit Narasi, 2016.
Buku ini benar-benar bagus. Malaka
mengajak saya untuk mencerna kalimatnya. Satu hal yang unik adalah Malaka
menggunakan ingatannya, yang disebutnya jembatan
keledai, untuk menulis buku ini.
Inti dari buku ini menurut pemahaman
saya adalah segala sesuatu yang diperdebatkan haruslah bersifat material karena
sesuatu yang idea sulit untuk dibuktikan. Hal yang diperdebatkan itu kemudian
dipikir menggunakan ilmu logika. Akan tetapi, prinsip logika terkadang kurang
bisa mejelaskan kemungkinan lain. Misalnya:
A: Jika saya bekerja, maka saya naik
haji.
B: Saya tidak bekerja.
Apakah kesimpulannya adalah saya tidak naik haji? Secara prinsip
benar, tetapi kenyataan bisa berkata lain. Oleh karena itulah, Malaka
mengusulkan agar pembahasan semacam ini dibahas menggunakan dialektika.
27. Go
Set a Watchman. Harper Lee. Terjemahan. Penerbit Qanita, 2015.
Saya tidak puas dengan novel terjemahan
ini.
Nilai: 7/10
H. Agustus
28. To
Kill a Mockingbird (50th Anniversary Edition). Harper Lee. Arrow
Books, 2010.
Sebaliknya, saya sangat puas dengan
novel ini. Indah sekali. Lee menggambarkan permasalahan orang dewasa melalui
sudut pandang anak kecil. Permasalahan yang dibahas adalah perbedaan kulit hitam
dan kulit putih. Saya pernah membahas kesan saya terhadap buku ini dalam Klik Tulisan Ini.
Nilai: 9.7/10
29. Madinah:
Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Muhammad SAW. Zuhairi Misrawi.
Penerbit Buku Kompas, 2009.
Pembahasan soal Madinah adalah
pembahasan soal toleransi. Nabi tidak datang untuk mengusir penduduk asli dan
kepercayaannya. Mereka tinggal secara damai di sebuah kota yang penuh cahaya.
Nilai: 9/10
30. Pasung
Jiwa: Apa Itu Kebebasan? Okky Madasari. PT Gramedia Pustaka Utama, 2015.
Awalnya, saya kira novel ini adalah
novel soal percintaan-biasa remaja. Namun, setelah membacanya, perkiraan saya
itu keliru. Lebih dari itu. Novel ini membahas pertentangan dan keberanian dalam
diri Sasana (Sasa).
Nilai: 8.5/10
31. Muhammad
Yamin: Penggagas Indonesia yang Dihujat dan Dipuji. Kepustakaan Populer
Gramedia, 2016.
Terima kasih kepada teman saya, Tanisha,
yang telah memberikan buku ini dan sekitar lima atau enam buku lain. Maaf, saya
baru membaca habis buku yang ini. Melalui buku ini, saya akhirnya tahu apa saja
yang dilakukan Yamin. Salah satunya, Yamin menggagas perguruan tinggi keguruan
di Indonesia.
Nilai: 8.7/10
32. Gie
dan Surat-Surat yang Tersembunyi. Kepustakaan Populer Gramedia, 2017.
Salah satu seri buku Tempo selain edisi Yamin. Dalam buku ini,
ada sekitar dua surat asli Gie yang dibahas. Isinya cukup menarik.
Nilai: 8.6/10
I. September
33. Milea:
Suara dari Dilan. Pidi Baiq. Pastel Books, 2016.
Jangan. Jangan pernah berasumsi bahwa
saya membaca novel ini lantas menyukainya. Kalau bukan karena tugas wajib membaca
novel remaja mata kuliah Sastra Anak, saya tidak akan pernah mau membaca novel
ini karena saya sudah menduga bahwa isinya… ya, begitulah. Meskipun begitu,
saya tertarik dengan ilustrasi-ilustrasi dalam novel ini.
Nilai: 5/10
+1 karena ada ilustrasinya.
34. Ramayana.
Nyoman S. Pendit. Gramedia Pustaka Utama, 2015.
Terima kasih yang paling mendalam kepada
Ibu Dewaki, dosen mata kuliah Sastra Wayang, yang telah memeberikan tugas
membaca novel ini. Ini adalah gerbang saya mengenal dunia wayang. Melalui novel
ini, saya akhirnya mengenal bahwa yang biasanya dipuja pun tidak selamanya baik
dan yang biasanya direndahkan pun tidak selamanya jahat. Saya mengagumi yang
biasanya direndahkan. Terima kasih untuk Mantara, sahabat Kaikeyi, karena kisah
Ramayana tidak akan ada tanpa muslihat burukmu.
Nilai: 9.7/10
35. The
World until Yesterday. Jared Diamond. Terjemahan. Kepustakaan Populer
Gramedia, 2015.
Akhirnya, setelah hampir satu tahun atau
mungkin lebih, saya menamatkan buku ini. Ini adalah buku nonfiksi paling bagus
yang pernah saya baca sejauh ini. Pemikiran-pemikiran orang tradisional tidak
selamanya pemikiran tertinggal. Selain karena memang pembahasannya bagus, saya menyukai
buku ini karena salah satu objek penelitian Diamond adalah Papua, suatu bagian
dari wilayah Indonesia yang sangat ingin saya kunjungi. Terima kasih, Diamond.
Nilai: 9.9/10
36. Pengantar
Teori Filologi. Siti Baroroh Barried, dkk., Badan Penelitian dan Publikasi
Fakultas (BPPF) Seksi FIlologi, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, 1994.
Sama seperti isi catatan kecil saya
untuk buku Memahami Cerita Rekaan,
buku ini adalah salah satu buku kuliah yang sebenarnya hanya diwajibkan membaca
beberapa bab saja. Tanggung sekali, saya pikir. Isinya pun juga tidak banyak
amat.
Nilai: 8.3/10
37. Kitab
Epos Mahabarata. C. Rajagopalachri. Terjemahan. IRCiSoD, 2013.
Saya tidak
terlalu suka dengan novel wayang ini. Meskipun kisah Mahabarata adalah salah
satu dari dua kisah dasar pewayangan, saya tidak begitu tertarik dengannya. Namun,
ada satu tokoh yang paling saya suka. Yudhistira? Bukan. Bima? Bukan. Drupadi?
Bukan. Arjuna? Bukan. Bukan. Tokoh itu adalah anjing setia yang menemani
Yudhistira sebelum diangkat ke surga. Betapa indahnya. Anjing itu diciptakan
hanya untuk menemani. Pekerjaannya hanya menemani dengan setia. Ia lenyap ketika
Yudhistira diangkat ke surga. Saya ingin memiliki hidup semacam anjing itu.
Nilai: 8.7/10
J. Oktober
38. Kodikologi
Melayu di Indonesia. Sri Wulan Rujiati Mulyadi. FSUI, 1994.
Seandainya Bu Mulyadi diberikan hidup
lebih lama, saya yakin isi buku ini bisa lebih kompleks dan detail.
Nilai: 8/10
39. Penjelajah
Antariksa 4: Kudeta Putri Gradi. Djokolelono. Kepustakaan Populer Gramedia,
2015.
Saya membaca buku ini hanya untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sastra Anak. Akan tetapi, buku ini juga yang saya
jadikan alasan untuk bertemu dengan seseorang.
Nilai: 6.5/10
40.
Oidipus Sang Raja. Shophokles.
Terjemahan. Pustaka Jaya, 2009.
Shophokles benar-benar cerdas. Ia bisa
membuat alur cerita yang sedemikian menarik dalam bentuk karya sastra drama.
Kisah Oidipus ini memancing pertanyaan saya tentang takdir beserta kejahatan
dan kebaikan.
Nilai: 8.8/10
41.
Anak Bajang Menggiring Angin.
Sindhunata. Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Novel wayang yang sangat bagus.
Asal-usul Rawana dan beberapa tokoh wayang lain diceritakan di sini. Bahasanya
sangat indah.
Nilai: 9.2/10
K. November
42. Sepuluh
Drama Pendek Samuel Beckett. Laksmi Notokusumo. Bukupop, 2006.
Ide Beckett soal menunggu itu menjadi
awal kekaguman saya dengannya. Oleh karena itu, ketika ada bazar buku di
kampus, saya segera membeli buku ini ketika menemukannya di antara tumpukan
buku di suatu meja. Ternyata banyak ide-ide cemerlang Beckett yang dituangkan
dalam drama pendeknya. Dua drama pendek yang paling bagus dalam buku ini adalah
“Datang dan Pergi” (Come and Go) dan “Napas”
(Breath).
Nilai: 9.3/10
43. Saman.
Ayu Utami. Kepustakaan Populer Gramedia, 2017.
Saya sudah lama ingin membaca novel ini.
Teman-teman saya bilang novel ini sangat bagus. Ternyata benar.
Nilai: 9/10
L.
Desember
44.
Cinta
Mati Dasamuka. Pitoyo Amrih, DIVA Press, 2016.
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Sastra Wayang, saya mengambil bahan dasar dari novel ini. Novel ini cukup
bagus, tetapi terasa lambat di bagian depan. Akhirnya, saya tahu mengapa Rawana
sangat ingin mempertahankan Sita. Menurut Rawana, Sita adalah anaknya yang
pernah ditukar oleh Wibisana. Anak asli Rawana itu ditukar dengan bayi yang
kelak bernama Indrajit.
Nilai: 8.7/10
45. Filsafat
Sastra: Hakikat, Metodologi, dan Teori. Suwardi Endraswara. Layar Kata,
2014.
Intinya hubungan filsafat dan sastra.
Nilai: 8.8/10
46. Tanah
Air: Cerpen Pilihan Kompas 2016. Agus Noor, dkk. Penerbit Buku Kompas,
2017.
Seharusnya bukan cerpen “Tanah Air” yang
menjadi judul utama dalam kumcer ini.
Nilai: 8.8/10
47. Seks
dan Revolusi. Jean-Paul Sartre. Terjemahan. Narasi, 2016.
Inilah buku terakhir yang saya baca
habis pada 2017. Terima kasih kepada Adip, teman saya yang membelikan buku ini.
Entah karena ini buku terjemahan, karena memang isinya seperti itu, atau karena
otak saya yang belum mampu, pembahasan di buku ini terlalu menyebar. Bahkan,
dalam bab “Homoseksual”, hanya ada sedikit saja pembahasan yang sesuai
judulnya. Saya coba pikir lagi bahwa kemungkinan Sartre menggunakan metafora,
tetapi tidak juga setelah saya baca ulang. Barulah pembahasan di bagian kedua, “Revolusi”,
cukup jelas. Pembahasannya tidak jauh-jauh dari Perancis.
Nilai: 8.7/10
Saya berharap bahwa ada sesuatu yang
saya ambil dari ke-47 buku yang saya baca pada 2017 ini.
Hal yang paling penting adalah konsep atau
ide dari isi setiap buku. Ide atau konsep itulah yang saya gunakan untuk
berkaca sekaligus memperbaiki diri.
Saya pun menyertakan nilai. Nilai-nilai
itu saya berikan dengan dasar kedalaman pesan dan kemenarikan yang saya dapat
dari buku-buku tersebut. Angka-angka tersebut tercetus tiba-tiba, tetapi tetap
sesuai dengan kesan dan pesan yang saya dapat dari setiap buku.
2018 sepertinya akan sedikit waktu untuk
membaca. Saya harus memanfaatkan setiap waktu luang yang ada untuk bertemu dan
berbicara dengan buku karena…
“…Buku-buku
adalah temanku.”
Sukarno
Komentar
Posting Komentar